Sabtu, 05 Desember 2015

Perencanaan Penulisan Karangan Ilmiah

        Dalam menyusun sebuah karangan ilmiah terdapat berbagai faktor yang harus diperhatikan sebelum membuat sebuah karangan ilmiah. Penulisan karangan ilmiah merupakan laporan tertulis dan dipublikasikan yang memaparkan hasil penelitian baik dilakukan oleh individu atau kelompok. Dalam membuat tulisan ilmiah, terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut :


A. Pemilihan Tema dan Topik.

Pemilihan topik merupakan hal terpenting dalam penulisan ilmiah, karena pemilihan topik menentukan batasan-batasan isi atau permasalahan yang akan dibahas selanjutnya. Dalam memilih topik karya ilmiah, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
  • topik yang dipilih hendaknya menarik untuk dikaji.
  • topik jangan terlalu luas dan terlalu sempit.
  • topik yang dipilih sesuai dengan mminat dan kemampuan penulis.
  • topik yang dikaji hendaknya ada manfaatnya untuk menambah ilmu pengetahuan atau berkaitan dengan profesi.

B. Pembatasan Masalah.

Seorang penulis harus membatasi topik yang akan digarapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup dan terbatas sehingga tulisannya dapat terfokus. Langkah pertama ialah menentukan topik atau tema apa yang akan dijadikan sebagai tulisan karya ilmiah. Ini adalah tahap awal sekaligus dasar dari tulisan yang akan dibuat.
Melalui topik, kita dapat memperluas tulisan dan membatasi pada bagian yang tidak diperlukan. Pemilihan topik tersebut dapat berdasarkan dari pengalaman, pengamatan, pendapat dan khayalan dari sisi penulis. Mungkin sebagian dari kita, bingung untuk menentukan topik yang menarik. Ada beberapa ciri yang dapat dikatakan sebagai topik yang menarik, diantaranya adalah :
  • Tetapkan topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
  •  Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral tersebut masih dapat dirinci lebih lanjut ? Bila dapat, tempatkanlah rincian tersebut sekitar lingkaran topik pertama.
  • Tetapkanlah dari rincian tersebut mana yang akan dipilih.
  • Mengajukan pertanyaan, apakah sektor tersebut masih dapat dirinci lebih lanjut atau tidak.

C. Pemilihan Judul.

Setelah kita telah memilih topik dan pembatasan topik, tahap selanjutnya ialah pemilihan judul. Judul yang akan kita pilih dalam sebuah tulisan, akan mewakili garis besar dari inti tulisan. Oleh karenanya pemilihan judul tidak boleh berbeda jauh dari inti tulisan, dan sebaiknya gunakan judul yang menarik untuk lebih menimbulkan ketertarikan dari pembaca.
Penulisan untuk judul haruslah berupa frasa dan bukan kalimat. Pemilihan judul, akan menggambarkan tingkat kedalaman dan cakupan dari sebuag penelitian yang akan dibahas. Bagi pembaca, judul akan dianggap mewakili bobot sebuah hasil penelitian yang ditulis, bahkan merupakan gambaran mutu tulisan yang akan digarap.



D. Menentukan Tujuan Penilitian.

Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang informasi apa saja yang akan dicari dan perlu didalami melalui penelitian tersebut. Pada hakikatnya tujuan penelitian mencakup beberapa atau salah datu hal berikut ini :
  • Menambah struktur pengetahuan.
  • Mengembangkan metode penelitian.
  • Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengambilan keputusan, dan formulasi kebijakan.
  • Mengevaluasi program.
  • Meramalkan perilaku individu ataupun kelompok.




 E. Menentukan Variabel Penelitian

Cara menentukan variabel dalam penelitian langkah awalnya dilihat dari judul penelitian, dalam judul penelitian terdapat dua atau lebih unsur variabel. Variabel ini mempunyai 3 macam, yaitu :
  • Variabel bebas
  • Variabel respon(terikat)
  • Variabel terkontrol


F. Hasil penelitian.

Hasil penelitian ini merupakan langkah yang terakhir untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah, semua proses-proses dan langkah-langkahnya kita pelajari dan kembangkan untuk menghasilkan karya tulis yang objektif dan berguna untuk masyarakat luas.

Senin, 30 November 2015

MEMBUAT PROGRAM MENU PADA SWI PROLOG

                         
                  1. Sebutkan syntax apa saja untuk membuat menu pada prolog!
                  2. Buatlah sebuah program menu yang berisi:
                A.    Biodata.
                -          Nama
                -          Npm
                -          Kelas
                -          Hobby
                B.     Menghitung volume balok.
                C.     Menghitung volume kubus.
3. Buatlah logika program soal nomor 2.

  Jawab.
  
      1. Menu :-  =
         Write(… )
         Read(…..)
         nl( )

2. Program nya.
pilihan menu dan menu pertama nya




 Output "Biodata"


















Output untuk “Menghitung Volume Balok”.








Output untuk “Menghitung Volume Kubus”.









3.      Logika pada program menu SWI Prolog.
-          Menu:- = : merupakan nama variabel yang mewakili keseluruhan program yang ada dipanggil pada console SWI-Prolog dengan menuliskan menu.
-          Read(…) : untuk memberikan nilai inputan pada variabel yang diberikan di dalam tanda kurung.
-          Write(…) : untuk mencetak variabel string yang diapit dengan petik tunggal ( ‘ ).
-          Nl(..) : untuk pindah menuju baris yang baru atau bisa disebut NewLine.
-          H is E*F*G : itu adalah rumus untuk menghitung volume Balok
-          L is I*J*K : itu adalah rumus untuk menghitung volume Kubus.
-          (PIL=1,nl : untuk membuka tiap menu pada program yang kita tuju.
Contoh :
(PIL=1,nl kita masuk ke menu program pertama.
PIL=2,nl kita masuk ke menu program yang kedua.
PIL=3,nl kita masuk ke menu program yang ketiga.




referensi :
http://momolagideh.blogspot.co.id/2013/11/volume-balok-dengan-prolog.html
http://shllygustika.blogspot.co.id/2010/12/membuat-tampilan-menu-menggunakan.html
http://kikalubis.blogspot.co.id/2012/10/bahasa-pemrograman-prolog.html





Sabtu, 14 November 2015

Ucapan dan Ejaan


1. Ejaan

        Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:
- Aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad.
- Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis.

- Aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

1.1 Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia

Prinsip morfologis merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah fonem yang memiliki posisi tertentu dalam morfem atau kata jadian Dua kaidah tersebut adalah:
- Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.
- Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian diftong ditulis u dan i.

Prinsip historis/tradisional berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain: 
- Grafem yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.
- Grafem i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.
- Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.
- Bunyi Hamzah atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.
Huruf e digunakan untuk menggambarkan /É™/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.
- Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan Ejaan Soewandi bahkan Ejaan Van Ophuijsen, misalnya Soekarno dan Soeharto.
- Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York. 

1.2 Aturan Penulisan

Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.
1.  Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2.  Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)
-          Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola.
-          Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi.
-          Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.
-          Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.
-          Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.
3.  Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (sayur-mayur, ramah-tamah).

1.3 Penggunaan huruf dan tanda baca

Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, atau bisa dipakai dengan pada singkatan akhir nama orang, atau pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat.

Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. Bisa juga untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. Dan bisa juga untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.

Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Dan dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. Dan tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.

Tanda Hubung (-)
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.

Tanda Pisah (–, —)
Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau bersama tanda kurang (−).

Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk menuliskan naskah drama.

Tanda Tanya (?)
Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.

Tanda Kurung Siku ([...])
Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.

Tanda Petik ("...")
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Tanda Petik Tunggal ('...')
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.

Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi  ÷ . Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.

Tanda Penyingkat (Apostrof)(')
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Sebaiknya bentuk ini tidak dipakai dalam teks prosa biasa.




2. Kata dan Pilihan Kata

2.1 Pengertian Kata dan Pilihan Kata

Pengertian Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.

Pengertian Diksi atau Pilihan Kata

Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Diksi atau pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari.
Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan  digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998:290).

2.2 Makna Kata

Makna Kata
makna/mak·na/ n 1 arti: ia memperhatikan -- setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu; 2 maksud pembicara atau penulis; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan;
-- afektif makna emotif;
-- denotasi Ling makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, proses, kegiatan;
-- denotatif makna yang bersifat denotasi;
-- ekstensi Ling makna yang mencakupi semua objek yang dapat dirujuk dengan kata itu;
-- emotif Ling makna kata atau frasa yang ditautkan dengan perasaan (ditentukan oleh perasaan):
-- gramatikal Ling makna yang didasarkan atas hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam satuan yang lebih besar, misalnya hubungan antara kata dan kata lain dalam frasa atau klausa;
-- intensi makna yang mencakupi semua ciri yang diperlukan untuk keterterapan suatu kata (istilah);
-- khusus makna kata atau istilah yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu;
-- kiasan makna kata atau kelompok kata yang bukan makna yang sebenarnya, melainkan mengiaskan sesuatu, misalnya mahkota wanita berarti 'rambut wanita';
-- kognitif Ling aspek-aspek makna satuan bahasa yang berhubungan dengan ciri-ciri dalam alam di luar bahasa atau penalaran;
-- konotasi Ling makna (nilai rasa) yang timbul karena adanya tautan pikiran antara denotasi dan pengalaman pribadi;
-- konotatif Ling makna yang bersifat konotasi;
-- kontekstual Ling makna yang didasarkan atas hubungan antara ujaran dan situasi pemakaian ujaran itu;
-- leksikal Ling mak-na unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan sebagainya;
-- lokusi Ling makna yang dimaksudkan penutur dalam perbuatan berbahasa;
-- luas Ling makna ujaran yang lebih luas daripada makna pusatnya, misalnya makna sekolah dalam kalimat ia bersekolah lagi di Seskoal (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut) yang lebih luas daripada makna 'gedung tempat belajar';
-- pusat Ling makna kata yang umumnya dapat dimengerti walaupun kata itu diberikan tanpa konteks;
-- referensial Ling makna unsur bahasa yang sangat dekat hubungannya dengan dunia di luar bahasa (objek atau gagasan), dan dapat dijelaskan oleh analisis komponen; makna denotasi;
-- sempit Ling makna ujaran yang lebih sempit daripada makna pusatnya;
-- suratan Ling makna denotasi;
-- tak berciri Ling makna pusat;
-- tautan konotasi;
-- umum Ling kata atau istilah yang pemakaiannya menjadi unsur bahasa umum;

bermakna/ber·mak·na/ v berarti; mempunyai (mengandung) arti penting (dalam): kalimat itu - rangkap;- berbilang mempunyai (mengandung) beberapa arti.

membermaknakan/mem·ber·mak·na·kan/ v menjadikan bermakna: terampilnya siswa berbahasa Indonesia berarti keberhasilan dalam - pengajaran bahasa Indonesia.

memaknakan/me·mak·na·kan/ v menerangkan arti (maksud) suatu kata dan sebagainya.

2.3 Struktur Leksikal

Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat). Contoh:
rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan : mengunyah dan menelan sesuatu
makanan : segala sesuatu yang boleh dimakan

Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan). Contoh:
berumah : mempunyai rumah
rumah-rumah : banyak rumah
rumah makan : rumah tempat makan
rumah ayah : rumah milik ayah



3. Kalimat Efektif

3.1 Pengertian kalimat

Pengertian Kalimat Efektif 
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu  menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.

Suatu kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki beberapa syarat sebagai berikut:

1. Mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
2. Tidak menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan maksud sang penulis.
3. Menyampaikan pemikiran penulis kepada pembaca atau pendengarnya dengan tepat.
4. Sistematis dan tidak bertele-tele.

3.2 Tata cara penggunaan Kalimat Efektif

Kalimat efektif ditulis dengan kaidah yang benar, yaitu :

1). Kalimat harus memiliki subjek dan predikat. kelompok kata kemudian pergi tidur bukan kalimat efektif sebab kalimat itu tidak memiliki subjek; yang ada hanya predikat dan keterangan. Begitu juga kebun luas yang pernah digarapnya bertahun-tahun sampai ia beranak bercucu belum merupakan kalimat. rangkaian itu kata sebenarnya merupakan bagian dari sebuah kalimat. Meskipun terlihat panjang, kelompok kata itu hanya memiliki subjek

2). Tidak boleh hanya berupa klausa bawahan. Karena telah berhasil mengerjakan tugas dengan baik, atau bahwa dirinyalah yang dianggap paling mampu belum merupakan kalimat. Hal ini karena kelompok kata itu hanyalah klausa bawahan.

3). Pilihan katanya harus tepat. Kalimat ia memandang orang sakit di RSCM, bukan kalimat efektif. Hal ini karena pilihan kata yang digunakan tidak tepat. Seharusnya, kata yang digunakan adalah kata menjenguk, bukanmemandang, menyaksikan, atau menonton . 

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_ejaan_dan_penulisan_kata
https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_penulisan_tanda_baca
http://dedysuardi.blogspot.co.id/2012/02/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://kbbi.web.id/makna
http://bahasaindonesiaanna.blogspot.co.id/2010/05/makna-leksikal-dan-gramatikal.html
http://www.kelasindonesia.com/2015/02/pengertian-kalimat-efektif-adalah-beserta-contoh-lengkap.html
http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-kalimat-efektif-aturan-penulisan.html













Rabu, 14 Oktober 2015

Ragam dan Laras Bahasa

Pengertian

       Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai[1]. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri [2]. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.
       Ragam bahasa yang kita gunakan untuk berbicara dengan orang lain itupun berbeda, seperti kita berbicara dengan umur setara dan umur yang lebih tua, kita menggunakan ragam bahasa bisa sedikit akrab namun sopan ketika kita berbicara pada teman setara kita, namun jika kita ingin berbicara dengan umur yang lebih tua seperti orang tua , guru, dosen kita menggunakan ragam bahasa yang sopan dan halus.
       Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka.
       Laras dan ragam bahasa merupakan suatu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari, jika kita menggunakan laras dan ragam bahasa yang baik dan benar, maka orang akan mengerti, contoh, jika kita berbicara dengan orang yang lebih tua dengan bahasa yang sopan, namun laras yang digunakan tidak baik, maka tutur bahasanya pun akan berantakan. jadi kita harus bisa memadukan dengan baik laras dan ragam bahasa yang baik dan benar.


Dalam bahasa Indonesia terdapat aneka ragam bahasa yang timbul akibat pengaruh dari berbagai hal yang berhubungan dengan penutur bahasa dan sarana atau media yang digunakan. Hal yang berhubungan dengan penutur dapat dibedakan sebagai berikut:
- Latar belakang daerah penutur
- Latar belakang pendidikan penutur
- Situasi pemakaian sikap dan hubungan social penutur 

Referensi :
2.  https://azariansyah.wordpress.com/2014/11/02/tugas-bahasa-indonesia-2-ragam-dan-laras-bahasa-indonesia/

Peranan dan fungsi bahasa

Pengertian Bahasa

Pengertian Bahasa secara harfiah ialah lambang, Sedangkan secara sederhana ialah suatu media atau alat yang digunakan ketika kita ingin menyampaikan sesuatu yang tersirat dalam hati nurani.

Pengertian Bahasa menurut para ahli :

            Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).

Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.

Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Selain pendapat dari ke 3 ahli di atas masih banyak pendapat - pendapat lain dari para ahli 

Aspek peranan dan fungsi bahasa

Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang sangat vital dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan sosial masyarakat. Dewasa ini, kita sering dihadapkan dengan masalah-maslah sosial. Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering menjadi pemicu terjadinya pertikaian atupun hanya karena kesalahpahaman semata.
Adapun bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah sosial dewasa ini. Hal tersebut karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain karena bahasa memang pada dasarnya mampu mempengaruhi sikap seseorang dan juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang secara konkrit terdiri dari beragam suku maupun etnis yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. 
Oleh karena itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial dan politik yang sekiranya sering kita temui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa Indonesia merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu mempengaruhi tingkah laku bangsa Indonesia sebagai penutur karena sejatinya bahasa memang mampu mempengaruhi sikap seseorang.

referensi :  http://brianse7en.blogspot.co.id/2013/10/peranan-dan-fungsi-bahasa.html
                  



Senin, 08 Juni 2015

Konflik Dalam Organisasi

1. DEFINISI KONFLIK

Konflik berasal dari kata kerja  configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Pada dasarnya konflik itu dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan budaya.
Penyebab timbulnya konflik:
    * Selisih pendapat dengan pihak lain (kontra)
    * Tidak bisa menerima pendapat/ bertentangan
    * Terjadi perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status dan budaya
    * Sikap egois atau mau menang sendiri
    * Perbedaan prinsip
    * Adanya pihak ketiga yang mengadu domba/ salah paham

Metode untuk menangani konflik:
    * Dominasi (Penekanan)
    * Kompromi
    * Penyelesaian secara integratif


2. DEFINISI ORGANISASI

          Organisasi merupakan suatu badan atau kelompok yang dibangun dengan tujuan tertentu. Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.


3. KONFLIK DALAM ORGANISASI

          Didalam Organisasi tidak dapat di pungkiri pasti terdapat suatu konflik, konflik ini terjadi karena setiap orang-orang yang terlibat organisasi pasti mempunyai visi, misi , dan karakter yang berbeda. Akan tetapi tidak semua konflik merugikan, asalkan konflikt ersebut ditata dengan baik maka dapat menguntungkan organisasi. Dan jadikan konflik dalam organisasi itu bagian sebuah pembelajaran dan bagian pertimbangan atas banyaknya pemikiran-pemikiran yang berbeda pada setiap anggota organisasi.

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya konflik dalam organisasi antara lain:

    * Memiliki perbedaan pemikiran
    * Memiliki perbedaan visi dan misi
    * Perbedaan karakter pada setiap anggota


ANALISA KASUS

          Contoh konflik dalam organisasi yaitu seperti yang terjadi dalam konfliknya PSSI yang sudah lama terjadi dan sampai sekarang belum juga ada penyelsaian yang pasti. Hal ini disebabkan oleh kurang becusnya ketua PSSI tersebut dalam mengelola organisasi itu tersebut.
           Padahal organisasi yang sebesar itu yang bernaung langsung dibawah pimpinan Indonesia dan organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation International Football Asosiation). Akan tetapi organisasi ini tidak menunjukan kinerja yang baik dimata masyarakan Indonesia sendiri bahkan dimata dunia.
           Hal utama yang menyebabkan organisasi ini gagal dan boleh dibilang kacau dikarenakan oleh pemimpin organisasi PSSI yaitu Nurdin Khalid yang telah gagal dalam memimpin dan mengelola organisasi ini. Sudah banyak kasus yang menimpa ketua umum organisasi ini, yang paling utama adalah kasus korupsi yang Ia lakukan terhadap dana-dana yang harusnya di alokasikan untuk kemajuan sepakbola di negeri kita ini , tetapi malah dimasukan dalam rekening gembung miliknya, dan itu sebagai bukti dia pernah dinyatakan sebagai terpidana atas kasus korupsi dalam PSSI . Dan akibat dari kegagalan itu FIFA melayangkan surat penurunan kepana Nurdin Khalid untuk meninggalkan kursi singgasananya sebagai ketua PSSI , akan  tetapi Nurdin Khalid malah menutupi surat yang dilayangkan FIFA itu dari publik .
          Namun pada akhirnya setelah Nurdin Khalid meniggalkan kekuasaannya , kisruh dalam PSSI tidak selesai sampai disitu saja .Perlu sekurang lebihnya 5 sampai 7 kali pemilihan ulang ketua umum PSSI. Namun pada akhirnya Johar Arifin pun menempati posisi yang telah ditinggalkan oleh Nurdin Khalid organisasi PSSI. Dan semoga Johar Arifin bisa memajukan persepakbolaan di negeri kita ini, sesuai yang di harapkan oleh masyarakat dan pecinta suporter INDONESIA.


referensi :
http://www.rayi.web.id/2008/07/konflik-dalam-organisasi.html





Senin, 27 April 2015

Investasi Bodong.

        Investasi bodong itu semacam penipuan, penipuan tentang investasi-investasi, dimana agar para investor-investor mau untuk berinvestasi. Berbagai banyak cara untuk melakukannya dimana pihak yang menawarkan kepada investor itu mau berinvestasi dan para-para pihak tersebut menjanjikan kepada investor akan mendapatkan keuntungan yang sangat dahsyat.


Contoh Kasus "Investasi Bodong".


        Kasus investasi bodong dengan kedok koperasi kian merajalela. Di Kramat Jati, Jakarta Timur, Koperasi Putera Pandawa yang beroperasi sejak tahun lalu digeruduk para nasabah yang menuntut uangnya kembali. Koperasi yang diawaki oleh pasangan suami istri itu telah menjaring sebanyak 1.300 investor. Dari hasil pemeriksaan sementara, koperasi tersebut sudah tidak memilih aset berharga lagi.
        "Tidak ada lagi aset yang dimiliki koperasi itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, kepada sejumlah wartawan, Senin (13/8). Dikatakan Rikwanto, pihaknya juga sudah memeriksa rekening milik dua tersangka yang ditahan penyidik yakni BR dan DM. Hasilnya, uang di rekening milik kedua tersangka tak bersisa.

        Berdasarkan pengakuan tersangka, uang milik nasabah yang disetorkan ke rekening tersebut sudah dihabiskan untuk membangun rumah di kawasan Jakarta Timur. "Namun, kami masih dalami apakah rumah itu terkait dengan kasus ini atau tidak. Dari hasil pemeriksaan ini, mereka (tersangka) tidak mampu mengembalikan uang nasabah," papar Rikwanto. Oleh karena itu, kepolisian masih mendalami harta kekayaan milik BR dan DM yang terkait dengan dana operasional Koperasi Putera Pandawa.

        Untuk diketahui, puluhan warga tiba-tiba mengepung kantor Koperasi Putera Pandawa di Jalan Kali Induk No 46B, Kampung Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (10/8) malam. Mereka menuntut uang tabungannya dikembalikan. Namun, hal ini tak bisa dipenuhi BR dan DM yang merupakan pengurus koperasi itu. Alhasil, warga pun marah dan sempat menyekap pasangan suami istri tersebut.

        Koperasi Putera Pandawa telah beroperasi sejak tahun 2011. Koperasi ini menawarkan keuntungan 30-50 persen dan setiap saat tabungan ini bisa diambil. Khusus untuk tabungan hari raya, nasabah bisa mengambil tabungan beserta keuntungannya sebelum Idul Fitri.  Dengan tawaran keuntungan menggiurkan itu, koperasi ini berhasil menjaring 1.300 nasabah dengan total omset mencapai Rp 600 juta.


Analisa.

Di era yang modern ini sudah banyak kejadian-kejadian yang tidak di inginkan seperti hal nya "Investasi Bodong". Ya tepat sekali, masalah ini sudah banyak yang dialami oleh masyarakat di Jakarta, bahkan ada juga yang di luar jakarta. Investasi itu bisa dikatakan penanaman modal. Berawal dari investor yang di iming-imingkan akan mendapatkan hasil berlipat-lipat dari modal sebelumnya bahkan bisa juga mendapatkan hadiah dari pihak-pihak tersebut. Agar tidak terjadi masalah seperti kasus ini, saya harap para investor sebelumnya harus meneliti terlebih dahulu, jangan mudah percaya dan para investor harus melihat latar belakang dari pihak atau koperasi yang akan anda investasikan apakah sudah memiliki izin atau tidak. Inti dari kasus ini, jangan mudah percaya kepada orang-orang yang baru kita kenal dan menjanjikan akan membuat hasil berkali lipat. Berikut saya akan membagi tips agar terhindar dari investasi bodong ini, yakni :

1. Perhatikan tingkat pengembalian atau hasil keuntungan yang dijanjikan.
2. Kenali dan pelajari produk investasi.
3. Pastikan produk investasi memiliki izin.
4. Laporkan dengan segera jika ada kecurangan atau kecurigaan penipuan investasi.


sumber kasus : http://www.merdeka.com/peristiwa/investasi-bodong-juga-merambah-jakarta-timur.html


Minggu, 05 April 2015

Pengaruh Inflasi terhadap pengangguran di Indonesia.


Inflasi
        
Inflasi itu ialah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan, maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. 

Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu:
-  Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
-  Inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
-  Inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).

Dan ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, yaitu:
1. Kenaikan harga
    Kenaikan harga dapat dikatakan jika suatu komoditas naik menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga periode sebelumnya.

2. Bersifat umum
    Kenaikan harga dalam suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik

3. Berlangsung terus menerus
    Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

Dampak Inflasi 

      Dampak dari inflasi itu sendiri selain tidak berkembangnya perekonomian suatu negara apabila inflasi yang tejadi di suatu negara terlampau tinggi, antara lain :
- Mendorong penanaman modal Spekulatif.
- Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa depan.
- Menyebabkan tingginya tingkat bunga dan menurunkan investasi.
- Menimbulkan masalah neraca pembayaran.

     Dampak inflasi terhadap masyarakat yaitu :
- Kesenjangan distribusi pendapatan
- Pendapatan riil merosot
- Nilai riil tabungan merosot


      Berikut adalah grafik inflasi di Indonesia pada tahun 2008-2013
















Pengangguran

Pengangguran itu bisa dibilang orang yang tidak bekerja, dan orang yang memasuki angkatan kerja itu pada usia 15-60 tahun. Banyak berbagai macam-macam tipe dalam pengangguran ini, yaitu :

-   Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

-   Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

-   Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.


      Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
1. Pengangguran friksional (frictional unemployment).
2. Pengangguran konjungtural (cycle unemployment).
3. Pengangguran struktural (structural unemployment).
4. Pengangguran musiman (seasonal unemployment).
5. Pengangguran siklikal
6. Pengangguran teknologi
7. Pengangguran siklus

    
     Berikut adalah grafik dari tingkat pengangguran di Indonesia.
















Hubungan antara Inflasi dengan Pengangguran dalam pertumbuhan Ekonomi.


        Didasarkan pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang erat antar inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi, maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan Kurva Phillips. 


Berikut adalah gambar Kurva Phillips.

        Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal tersebutdisebabkan karena, pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakansetiap tahunnya. 
        Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja  menimbulkan pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
        Mengacu pada kurva Phillips, dapat digambarkan bagaimana hubungan tingkat inflasi dan tingkat pengangguran di Indonesia. Untuk menggambarkan kurva Phillips di Indonesia digunakan data tingkat inflasi tahunan dan tingkat pengangguran yang ada. Data digunakan adalah data dari tahun 1980 hingga tahun 2005.

Kurva Phillips untuk Indonesia tahun 1980-2005.

         A.W. Phillips menggambarkan bagaimana sebaran hubungan antara inflasi dengan tingkat pengangguran didasarkan pada asumsi bahwa inflasi merupakan cerminan dari adanya kenaikan permintaan agregat. Dengan naiknya permintaan agre-gat, maka sesuai dengan teori permintaan, jika permintaan naik maka harga akan naik.
        Dengan tingginya harga (inflasi) maka untuk memenuhi permintaan tersebut produsen meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah tenaga  kerja (tenaga kerja merupakan satusatunya input yang dapat meningkatkan output). Akibat dari peningkatan permintaan tenaga kerja maka dengan naiknya harga-harga (inflasi) maka, pengangguran berkurang.